Rutan  

Rutan Surakarta Jalin Kerjasama dengan Batik Gunawan Design: Wujud Nyata Pembinaan Kemandirian dan Pelestarian Budaya

Surakarta,TARGETHUKUM.COM — Rutan Kelas I Surakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan program pembinaan yang produktif dan berbudaya. Pada Senin (10/11), berlangsung kegiatan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Rutan Surakarta dengan Batik Gunawan Design dalam rangka pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Kegiatan penandatanganan yang digelar di ruang Kepala Rutan Surakarta ini turut disaksikan oleh Kasi Pelayanan Tahanan dan Kasubsi Bimbingan Kegiatan, serta dihadiri langsung oleh pemilik Batik Gunawan Design, Bapak Gunawan.

Dalam perjanjian kerjasama ini, kedua belah pihak bersepakat untuk melaksanakan pembinaan melalui pelatihan membatik bagi WBP, sekaligus membuka peluang kerjasama lanjutan di bidang pemberdayaan dan pemasaran hasil karya batik binaan.

Kepala Rutan Surakarta, Bhanad Shofa Kurniawan dalam kesempatan ini menyampaikan apresiasi atas terjalinnya kolaborasi ini.

“Kerjasama ini merupakan bentuk nyata sinergi antara lembaga pemasyarakatan dengan pelaku industri kreatif lokal. Selain melestarikan budaya batik sebagai warisan bangsa, kami juga ingin memberikan ruang bagi WBP untuk belajar, berkarya, dan mempersiapkan diri agar lebih mandiri setelah kembali ke masyarakat,” ungkap Karutan Surakarta.

Seusai kegiatan penandatanganan, Bapak Gunawan berkesempatan meninjau langsung ruang Bimbingan Kegiatan Rutan Surakarta yang akan dijadikan lokasi pelatihan membatik. Dalam kunjungan tersebut, beliau didampingi oleh Kasubsi Bimbingan Kegiatan, Lintang Cahyo sekaligus berdiskusi mengenai rancangan teknis pelatihan dan fasilitas pendukung yang akan disiapkan.

Melalui kerjasama ini, Rutan Surakarta tidak hanya memperkuat program pembinaan kemandirian berbasis budaya, tetapi juga menunjukkan peran aktif dalam melestarikan seni membatik sebagai identitas bangsa. Sinergi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pemasyarakatan lainnya dalam mengembangkan model pembinaan yang kreatif, produktif, dan berkarakter.

“Batik bukan sekadar kain, tetapi simbol nilai, ketekunan, dan jati diri. Melalui kegiatan ini, kami ingin WBP turut menenun kembali harapan dan masa depan yang lebih baik,” tutup Karutan Surakarta penuh makna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *