Gunung Salju Kemiskinan Di Balik Coronavirus
oleh: SURYADI *)
Banten,targethukum.com
PENTING dan menarik sebagai basis obyektif untuk diatensi kemiskinan di Banten.
Faktanya sangat telanjang sehingga amat gampang untuk diteliti deni suatu kejujuran mengungkap kemisikinan dan keterancaman miskin yang sesungguhnya.
Saya yakin, di antara mereka penerima kepedulian masih banyak lagi yg termasuk miskin dan terancam miskin. Mereka dalam kesulitan dihimpit kemiskinan bukan cuma gara2 coronavirus.
Bak gunung salju, makin digelindingkan makin terungkap dan makin menyedihkan. Akut menahun.
Muncul pertanyaan:
1. Jadi berapa sesungguhnya orang miskin dan terancam miskin dari tahun ke tahun, sementara pembangunan terus digulir?
2. Bukankah negeri ini terus membangun, bahkan di era Orde Baru pertumbuhan pernah dipacu hingga 7,2 persen? Lantas, kemana efek menetesnya?
BERSYUKUR, salah satu hikmah yg terungkap ketika berbagi di saat coronavirus melanda negeri ini, kenyataan itu terungkap di depan mata termasuk di wilayah Provinsi Banten.
Pembangunan, yang dalam hal ini mengentaskan kemiskinan selama ini sudah dilakukan.
Pembangunan seharusnya cuma benar-benar kuratif dan berbasis menguatkan rakyat agar mereka mampu menengubah diri sendiri ketimbang memberi tali ketergantungan. Bukan membuka ruang keenakan yang membiakkan kemalasan.
Perbaiki data jumlah miskin dan mereka yang terancam miskin atas fakta dengan sungguh-sungguh, sementara Negara, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota tidak perlu takut dipermalukan oleh keterungkapan yang sesungguhnya.
Ketertutupan suatu ketika malah akan mengungkap bahwa ketertutupan cuma kesia-siaan membungkam.
Bahkan, malunya itu jauh-jauh lebih menyakitkan ketimbang realistis membuka luas kenyataan seraya segera berbenah dan membawa mereka kepada perubahan.
Kebohongan itu akan menyakitkan bahkan setelah mencederai kemanusiaan sekalipun!
POLRI dengan segala gerakan kemanusiaannya, berbagi sambil terus mengingatkan pentingnya membatasi fisik dan menghindari kerumunan selama coronavirus melanda, semoga diam-diam telah mendata atau setidaknya telah membuka kejujuran bagi siapa pun untuk mau berbuat tidak sekadar sebagai langkah charity tapi ikut mengubah bahkan merombak cara pandang yang imitatif-kamuflatif.
Di Banten, ke depan sebagaimana pemimpin sebelumnya, pemimimpin baru Polri akan semakin realistis melihat jurang kemiskinan para pendamba kesejahteraan yang benar-benar sejalan antara ekonomi dengan sosial budaya dan lingkungan.
Kemiskinan (ekonomi) secara sosiologis tidak selalu berkorelasi langsung dengan terjadi dan menaiknya angka kriminal.
Akan tetapi, fakta menunjukkan kemiskinan bertemali erat dengan dorongan manusia untuk mencari-cari akal agar bisa keluar dari persoalan yang membelenggu. Tinggal bagaimana itu tidak menjadi “akal-akalan” hingga terjebak dalam kriminal.
InsyaAllah Polri telah menginspirasi keberakalan yang akseleratif terhadap gerakan perubahan dalam suasana kondusif seperti telah dan masih akan terus dilakukan.
Polri punya tugas pokok tak hanya penegakkan hukum, tapi meminimalisasi lewat langkah-langkah preemtif, preventif sebelum sampai memadunya dengan tindakan hukum.
Selamat datang pemimpin baru, Irjen Pol FIANDAR! Selamat bertugas di Banten Jenderal!
*) Jurnalis/ Pendiri dan Ka. Dewan Pembina Pusat Studi Komunikasi Kepolisian (PUSKOMPOL), Jakarta.
*) Alumni Program Studi Ilmu Politik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Nasional (UNAS), Jakarta
Red