MENJAGA KETAKWAAN PASCA RAMADHAN
Jakarta,targethukum.com
Oleh : Ma’arif Fuadi, Kepala Sub Divisi Dakwah Jakarta Islamic Centre, Alumnus UIN Jakarta.
Satu bulan lamanya umat Islam melaksanakan ibadah di Bulan Suci Ramadhan. Sejatinya ibadah Ramadhan baik yang wajib maupun yang sunah dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt dan meningkatkan hubungan baik dengan sesama manusia. Tapi kenyataannya setelah Ramadhan berlalu banyak diantara kita kembali menjauh dari Allah SWT. Lalu apa yang harus kita lakukan agar kebaikan-kebaikan yang kita laksanakan di bulan Ramadhan tidak hilang begitu saja seiring berlalunya bulan suci Ramadhan ?
Untuk menjaga agar ibadah kita tetap konsisten dan kontinyu pasca Ramadhan diantaranya adalah :
1. Memohon Keteguhan Iman kepada Allah SWT.
Bulan suci ramadhan adalah bulan peningkatan iman dan taqwa. Di bulan Ramadhan kita melaksanakan ibadah puasa, shalat tarawih, tadarrus al-qur’an, sodaqoh dan ibadah lainnya yang dengan ibadah-ibadah itu meningkat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Setelah bulan Ramadhan selesai kita mohon kepada Allah swt agar hati kita tetap kuat dan semangat untuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWT sebagaimana kita semangat ketika melaksanakan perintah-perintah itu di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW mengajarkan doa kepada kita:
عن أَنَسٍ رضى الله عنه قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ: يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ,فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ, آمَنَّا بِكَ, وَبِمَا جِئْتَ بِهِ, فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا؟ قَالَ: نَعَمْ, إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ,يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ
Artinya : Dari Anas RA berkata, adalah Rasulullah SAW memperbanyak do’a, “Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘alaa diinik. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agamamu. Anas berkata: Wahai Rasullulh kami beriman kepadamu dan kepada apa yang datang padamu, apa yang kau khawatirkan? Beliau bersabda: Ya, sesungguhnya hati itu ada di antara dua jari dari jari-jari Allah, Allah membolak-balikkan kepada yang dikehendaki-Nya. (HR Tirmidzi).
Hati manusia bisa condong kepada kebaikan dan kepada keburukan karena di dalam diri manusia terdapat bisikan dari setan yang selalu mengajak kepada keburukan dan bisikan dari malaikat yang selalu mengajak kepada kebaikan.
Sebagaimana sabda Nabi saw :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبٌ بِالْحَقِّ وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيقٌ بِالْحَقِّ فَمَنْ وَجَدَ ذَلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنَ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ اْلأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ثُمَّ قَرَأَ الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمْ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ
Artinya : Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setan memiliki bisikan pada manusia, malaikat juga memiliki bisikan. Bisikan setan menjanjikan keburukan dan mendustakan kebenaran. Sedangkan bisikan malaikat menjanjikan kebaikan dan mempercayai kebenaran. Barangsiapa mendapatkan bisikan kebaikan dan kebenaran, maka ketahuilah bahwa itu dari Allah, kemudian hendaklah dia memuji Allah. Dan barangsiapa mendapatkan bisikan keburukan dan mendustakan kebenaran, maka hendaklah dia berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk”. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat: ( al-Baqarah/2: 268)
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَآءِ
Artinya : Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat keji. (HR. Tirmidzi).
Di dalam Al-Qur’an diceritakan bahwa orang-orang yang ilmunya mendalam (Arrasikhuna fil ilmi) senantiasa berdo’a kepada Allah swt agar diberikan ketetatapan hati dalam menjalankan agama dan tidak tergelincir dalam kesesatan.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Artinya : “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”. (QS. Ali Imran ayat 8)
2. Istiqomah Dalam Beribadah.
Imam Nawawi menjelaskan makna istiqamah adalah luuzumu tha’atillah yaitu tetap konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah ta’ala. Oleh karena itu ketaatan kita kepada Allah bukan hanya di bulan Ramadhan, seyogyanya kita tetap taat kepada Allah dan selalu meningkatkan amal shalih meskipun diluar bulan Ramadhan.
Allah swt berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 99 :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Artinya : Sembahlah Tuhanmu sampai kematian datang menjemputmu.
Rasulullah saw bersabda :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اكْلَفُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ وَكَانَ إِذَا عَمِلَ عَمَلًا أَثْبَتَهُ
Artinya : Dari Aisyah radliallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kerjakanlah suatu amalan itu sesuai dengan kemampuan kalian, karena Allah tidak akan bosan sehingga diri kalianlah yang bosan, sesungguhnya amalan yang paling di cintai Allah adalah yang di kerjakan secara terus menerus walaupun sedikit.” apabila beliau mengerjakan suatu amalan, beliau akan mengerjakannya secara rutin.” (HR Abu Daud).
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Sarjis, bahwa jika ingin bermusafir Rasulullah berdoa:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْحَوْرِ بَعْدَ الْكَوْرِ
Ya Allah, aku mohon perlindungan-Mu agar terhindar dari berbuat dosa (الحور) setelah berbuat ketaatan (الكور). Aku mohon perlindungan-Mu agar terhindar dari kemunduran setelah meraih kemajuan. (Hadis riwayat Ibnu Majah & Tirmizi).
Seorang ulama Yahya bin Muadz berkata :
من استغفر بلسانه وقلبه علي المعصية معقود، وعزمه أن يرجع إلي المعصية بعد الشهر ويعود؛ فصومه عليه مردود وباب القبول في وجهه مسدود
Artinya : “Barangsiapa meminta ampunan (kepada Allah) dengan ucapan lisannya, sementara hatinya merasa terikat dengan perbuatan maksiat, dan bahkan ia berkeinginan kuat untuk mengulangi lagi perbuatan maksiatnya, maka puasanya ditolak Allah, dan pintu diterimanya amal tertutup baginya.”
3. Puasa 6 hari di bulan Syawal.
Puasa Syawal untuk menjaga agar amal ibadah kita tetap kontinyu meski di luar bulan Ramadan. Pada saat berhari raya orang bergembira merayakannya, makan dengan makanan yang beraneka macam dan berpakaian dengan pakaian yang bagus. Supaya tidak terlena dengan kegembiraan dihari raya itu Rasulullah saw mengingatkan untuk melaksanakan puasa Syawal yang pahalanya seperti melaksanakan puasa 1 tahun. Sebagaimana sabda nabi SAW
عن أبي أيوب رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر. رواه مسلم وأبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه
Artinya : “ Dari Abu Ayyub RA, bahwa Rasulullah saw bersabda barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan lalu diiringi dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka dia seperti puasa satu tahun.”
Para ulama menjelaskan mengenai hadist di atas bahwa puasa Ramadhan selama 30 hari ditambah puasa Syawal 6 hari berjumlah 36 hari. Setiap 1 hari puasa dibalas dengan 10 pahala kebaikan, sehingga puasa 30 hari Ramadhan ditambah puasa 6 hari Syawal setara dengan 360 hari atau satu tahun.
Red