Jakarta,Targethukum.com
Selain di zaman KH Abdul Wahab Chasbullah (1888-1971) yang berhasil menyatukan para tokoh dan elit politik melalui gagasan acara halal bihalal, istilah dan praktik halal bihalal juga pernah ada sebelum zaman kemerdekaan. Namun tidak terlalu populer setelah itu. Kemudian tradisi halal bihalal dipopulerkan kembali oleh KH Wahab Chasbullah pada 1948.
Demikian seluk-beluk Halal Bi Halal yang berlangsung sejak lama dan menjadi budaya masyarakat diseluruh Indonesia bersumber dari https://www.nu.or.id/fragmen/sejarah-halal-bihalal-sebelum-dipopulerkan-kh-wahab-chasbullah-HV3Zn. Setiap masyarakat diseluruh Indonesia setelah menyelesaikan ibadah puasa bulan ramadhan, biasanya diselenggarakan acara Halal Bi Halal yang dilakukan oleh Keluarga Besar masyarakat sendiri, Organisasi keagamaan, kepemudaan, hingga dunia pendidikan.
Sebagaimana Halal Bi Halal Yayasan Pendidikan Putra Satria yang pada tahun ini dilakukan lain dari biasanya yaitu diselenggarakan pada Senin, 22 April 2024 di Warung Pecak Mpo Minun Jalan Bhakti Rt 04 Rw 06 Kelurahan Sudimara Pinang Kecamatan Pinang Kota Tangerang, Kecamatan Pinang, Banten 15145. Dan diberikan Tausiyah langsung oleh Ust Lihay salah satu cucu pendiri Yayasan Pendidikan Puntra Satria.
Turut hadir Hj. Tati (pendiri Yayasan Pendidikan Putra Satria), H. Naupal Haryawan (Pembina Yayasan Pendidikan Putra Satria), Hj. Desi Ariyanti (Ketua Yayasan Pendidikan Putra Satria), Rysda (Kepsek SMK Putra Satria), Johan Wahyudi (Kepsek SMP Putra Satria), para pengurus yayasan serta guru/pendidik dan staff SMP/SMK Putra Satria.
Dalam Tausiyahnya, Ust Lihay mengatakan bahwa Yayasan Pendidikan Putra Satria adalah lembaga pendidikan yang didirikan untuk mengembangkan potensi siswa. Dewan guru disini mendidik peserta didiknya dengan penuh kesabaran, ketulusan, dan juga keikhlasan. Akan tetapi, apakah mereka sebagai peserta didik sudah mematuhi perintahnya?
“Ilmu bisa di dapat dimana saja, kapan pun kita mau. Akan tetapi ini bukan tentang ilmu, ini tentang mencari keberkahan seorang siswa/peserta didik kepada guru/pendidik,” ungkapnya.
Menurutnya bahwa tidak ada guru/pendidik yang ingin muridnya gagal, guru/pendidik pasti selalu ingin muridnya melebihi dirinya. Oleh karena itu, dalam ajaran agama Islam mengajarkan kita tentang adab. Seperti kita kutip dari 1 mahfudzat/peribahasa Arab yang artinya adalah adab itu lebih penting daripada ilmu. Sebab, bila kita lihat sekarang bahwa begitu banyak orang pintar dimana-dimana, tetapi kepintaran itu digunakan tidak sebagaimana mestinya.
“Maka dari itu, ingat wahai para murid/peserta didik bahwa ilmu mudah di dapatkan, akan tetapi ridho dari guru/pendidik sulit di dapatkan,” tegasnya diakhir tausiyah.
Kegiatan Halal Bi Halal Yayasan Pendidikan Putra Satria ditutup Doa oleh Ust Abid Fauzi dan dilanjutkan dengan ramah-tamah dan saling maaf-memaafkan serta makan bersama juga foto bersama.
EA/Red












