Sebuah Opini
By : Salamuddin Daeng
Kalau setiap hari presiden dan menteri keuangan serta menteri bidang ekonomi lainnya banyak banyak senyum dan ngebodor, maka investor bisa lega dan percaya bahwa keuangan negara Indonesia masih sehat tidak jebol karena *di dol* oleh subsidi. Asal ngebodor nya jangan menghina orang lain. Pasti Aman.
Apalagi selaku presidensi G20, indonesia harus benar benar tampak ‘Perkasa’ di hadapan investor global. Investor harus yakin bahwa Indonesia bisa membayar utang dan siap menambah utang lagi dalam jumlah yang banyak.
Dengan uang yang banyak pemberian investor ini, pemerintah masih tetap bisa melakukan subsidi dalam jumlah besar. Mengingat sekarang sudah lebih besar pasak daripada tiang. Jumlah uang keluar, jauh lebih banyak dari uang masuk.
Dengan cara banyak-banyak ngebodor atau ngebanyol, maka bisa tertawa yang banyak. Dengan demikian defisit yang dirancang 4,2 % bisa terealisasi. Pemerintah bisa dapat utang lagi Rp. 900 sampai dengan Rp. 1000 triliun tahun 2022 ini.
Kalau BI masih bisa membeli surat utang pemerintah (tahun ini batas terakhir) separuh saja, maka ada sisa separuh lagi dari defisit yang membutuhkan ukuran tangan investor swasta. Maka untuk itu pemerintah harus tetap sombong, seperti ideom; ‘Biar Miskin Asal Sombong’.
Sebab, kalau pemerintah mengeluh ini bisa gawat. Mengeluh, bisa membuat pemerintah ditinggal pergi oleh investor. Maka dengan demikian, pemerintah harus menunjukkan dirinya paling gagah di hadapan negara negara G20.
Dengan begitu, maka pemerintah bisa tetap melancarkan subsidi untuk solar bagi angkutan sawit dan batubara juga subsidi pertalite bagi 15 juta mobil di di Indonesia. Subsidi energi fosil besar besaran, selain disebelah sana juga ada PMN dan penjaminan pemerintah untuk tetap menggenjot pembangunan pembangkit fosil.
Muke badak aja, sama anggota G20 yang anti terhadap energi fosil dan mengagendakan transisi energi serta climate change atau perubahan iklim. Bilang aja, Indonesia memang sudah berjanji menurunkan emisi dan transisi energi, tapi baru nanti kita laksanakan bukan sekarang. Sekarang fokus habiskan minyak dan Batubara dulu.
Dengan demikian negara negara G20 mungkin bisa mengerti, dan bahkan bisa mengarahkan modal di negara mereka untuk investasi di Indonesia dalam rangka mengeruk minyak dan Batubara. Agar pemerintah bisa banyak uang, sehingga harga BBM di Indonesia tetap bisa disubsidi Rp. 400-500 triliun setahun.
Semua itu hanya bisa dilakukan dengan banyak banyak nge-plog, ngebodor, dan ketawa ketiwi. Jangan sedih dan bermuram durja dan jangan mengeluh. Ngono loh pak de ! (FC/SD)