JAKARTA, Targethukum.clm, – ||
“Semenjak si Pitung jagoan rawa belong wafat, antek-antek belanda semakin menjadi-jadi. Dibawah kekuasaan Tuan Demang Fian dan para tukang pukulnye, kedzholiman dan penindasan kepada rakyat kecil, dengan pungutan pajak yang semakin tinggi. Munculah titisan si pitung, Raisan, dengan perguruan silatnye dibawah komando sang guru Bang Dailami murid dari Kong Haji Mamat, melanjutkan perjuangan Almarhum Pitung. Berjuang, untuk melawan penindasan dan ke zholiman. Si Pitung boleh mati, tapi api semangat perjuangannye kaga boleh padam. Jangan pernah adalagi, penjajahan di tanah air tercinta ini,”.
Demikian, narasi yang dibawakan dalam cerita Lenong pada ‘Pagelaran Kesenian Tradisional Betawi Secara Reguler Tahun 2023’ di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, pada Sabtu (24/6-2023). Namun yang cukup menarik pada pementasan Lenong tersebut, hadirnya sosok Senator, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, S.H., LL.M., MBA. yang ikut menjadi pelakon di pentas cerita Lenong Betawi tersebut.
Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, SH., LL.M., MBA. atau yang lebih akrab disapa Bang Haji Dailami, adalah juga seorang pengusaha, sekaligus merupakan Wakil Rektor II Universitas Islam As – Syafi’iyah Jakarta. Selain itu, Bang Haji Dailami juga adalah cucu ulama besar Betawi KH. Abdullah Syafi’i yang juga pernah menjadi Ketua MUI DKI Jakarta pada tahun 1977-1984. Beliau putra dari putri sulung KH Abdullah Syafi’i, yakni Tuty Alawiyah AS.
Saat diwawancarai TargetHukum, Bang Haji Dailami mengaku kalau kehadiran dirinya disitu karena diajak oleh Bang Bakhtiar Pitung pemilik Grup Lenong dan perguruan silat jingkrik yang miminta dirinya untuk ikut bermain dalam pementasan Lenong tersebut. Namun diakuinya pula, bermain sebagai lakon di atas pentas itu tidaklah semudah yang pernah dibayangkannya.
“Sebenarnya ini acara hajatnya dari Bang Bakhtiar Pitung, ane di ajak aja kesini untuk main. Beliau pemilik grup dan perguruan silat jingkrik. Terus terang, ini pengalaman yang kedua main lenong. Makanya kita harus mengetahui juga apa yang menjadi budaya kita agar bisa ikut merasakan bahwa main lenong itu ternyata tidak mudah apalagi untuk bisa membawakan dengan penjiwaan yang baik,” papar Bang Haji Dailami.
Menurut Senator DKI itu sebagai warga Jakarta khususnya Betawi, sudah seharusnya untuk bisa melestarikan dan juga mengembangkan budaya agar adat dan budaya Betawi sebagai warisan bisa menjadi lebih dikenal dimasyarakat.
“Melestarikan doang tanpa mengembangkan juga kurang bagus. Apalagi sekarang Jakarta kedepan dalam waktu dekat udah bukan ibukota lagi. Terkait Undang-undang No 3 Tahun 2022 tentang IKN udah di ketok sama pemerintah. Ibukota pindah ke Kalimantan. Jadi Undang-undang No 22 Tahun 2007 tentang daerah khusus ibukota harus beda visi. Disitu kita nanti akan memasukkan, disamping budaya juga peran masyarakat inti Jakarta yaitu masyarakat Betawi,” bebernya lagi.
Selain itu menurutnya lagi, didalam hal kaitan dengan peran masyarakat inti Jakarta, diharapkan nantinya dalam hal penyusunan Perda-perda dilibatkan majelis adat Betawi. Jadi bukan hanya DPRD dan Gubernur tapi ada pertimbangan juga dari majelis adat Betawi yang ikut membuat Perda tersebut. Dengan kata lain, masyarakat inti Jakarta itu harus selalu di ikut sertakan. Bukan hanya sebagai objek, tapi sebagai subjek yang bisa ikut berperan.
Dengan kata lain, DPD saat ini tengah mempersiapkan untuk Perda khusus tersebut. Karena kedepan Jakarta bukan lagi bernama DKI, tapi Daerah Khusus Jakarta dan terkait Perda saat ini sedang dalam proses penggodokan.
“Saya termasuk yang ada di situ sebagai DPD RI dan kita sudah bicara dengan teman-teman di DPR RI. Banyak RUU dari Kemendagri yang sudah di bahas. Kita ingin masukan disitu lembaga adat, untuk ikut didalam segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah DKI Jakarta. Kan udah ada Lembaga Adat sekarang yang diketuai oleh Bang Marullah Mat’ali. Tanggal 10 Juni kemarin kita di Ancol bikin kongres. Beliau sebagai Ketua Dewan Adat Jakarta,” pungkas Bang Haji Dailami.
Menutup bincang-bincang, Senator DKI itu juga berpesan kepada masyarakat untuk menjaga Jakarta agar bisa menjadi lebih maju dengan tetap mempertahankan budaya dan juga kerukunan sesama warganya.
*(FC-Goest)*